Pada hari Sabtu, 7 November 2015 di Ngalau Indah!
Payakumbuh-, MTMA PAYAKUMBUH akan melaksanakan KOPDAR perdana yang bertempat di Ngalau Indah Payakumbuh, Kota Payakumbuh Pukul 16.00 WIB. Bagi Pencinta Alam mari sama-sama kita
bergabung.
Sumbar rancak,- Jangan di rumah saja, Indonesia itu indah men…
Di atas samudra awan puncak gunung Prau, My Trip My Adventure.
Ini petualanganku, mana petualanganmu, yeah, My Trip My Adventure…!!
Sering mendengar kalimat tersebut
bersliweran di sosial media ya akhir akhir ini, atau jangan jangan di antara
sahabat semua ada yang malah sering menulis kalimat semacam itu beserta
memposting sebuah foto perjalanannya di dinding facebook, istagram, atau
timelinenya…?
Kalau ada, ya nggak masalah, nothing wrong with that men… ( smile)
Namun kali ini, saya ingin
bercerita mengenai seorang anak muda yang mungkin saja dapat menjadi sebuah
wawasan baru untuk sahabat semua yang sering melakukan sebuah perjalanan, dan mengklaim hal itu sebagai sebuah real adventure.
Membaca kisahnya, mungkin banyak
yang akan mengatakan kalau anak muda ini bodoh, dan tidak dapat menyesuaikan
diri dengan perkembangan zaman.
Namun, kali ini, kita akan
mencoba melihat segala tindak tanduk pemuda ini dari kacamata dirinya sendiri,
dan dari kacamata orang orang yang memuja sebuah pencarian diri dalam keluasan
alam raya, dan keganasan alam liar yang membelai setiap manusia dengan cakar
cakar besar yang siap merobek mental dan pendirian.
Christopher Johnson McCandless atau yang menyebutnya dirinya dengan
sebutan Alexander Supertramp, adalah
seorang pemuda jenius, memiliki nilai bagus dalam setiap mata pelajaran
sekolahnya, lulus sebagai salah satu sarjana
dari sebuah universitas terkemuka di Amerika dengan predikat cum laude, pandai bermain music dan
piano, juga pandai dalam menulis prosa kata yang memiliki makna mendalam, dan
ia juga piawai dalam menulis bait puisi dan kata kata mutiara.
Jadi secara akademis, pemuda ini
tidak bisa dikatakan bodoh.
Why..?
Mengapa ia melakukan hal itu..?
Mengapa ia melepaskan semua
kemewahan yang ia miliki, dan memilih hidup laksana gelandangan dalam panas dan
hujan, dalam dingin dan terik..?
Prestasinya yang tinggi dalam
dunia akademis akan sangat memudahkan ia memperoleh pekerjaan bergaji ribuan
dollar yang mungkin didambakan banyak pemuda seumuran dirinya di luar sana, namun sekali
lagi, mengapa McCandless malah memilih menjadi seorang petualang yang memburuh
disebuah penggilingan gandum…?
Seseorang harus memiliki alasan
yang kuat untuk bisa melakukan hal itu. Nekat dan iseng saja tidak cukup besar untuk membuat seorang
pemuda jenius mau melakukan petualangan yang pada akhirnya, mengakhiri hidupnya
sendiri.
Christopher Johnson McCandless
lahir di kota El Segundo, wilayah California, pada 12 Februari 1968. Dan ia
meninggal di dalam sebuah bus di Stampede
Trail, Alaska, pada Agustus 1992, ketika ia berumur 24 tahun. Ia mati muda,
dan menjadi salah satu topik dunia petualangan yang sangat ramai dibicarakan
sejak John Krakauer mempublikasikan
tulisannya tentang McCandless ini di
Outside Magazine.
Ada juga sebuah ucapan pedas dari
seorang ranger Alaska yang mengatakan kalau Alexander Supertramp atau Chris
McCandless adalah tidak lebih lebih dari seorang pemuda tolol yang memang mencari
mati ke Alaska. Pendapat ini diucapkan oleh ranger tersebut karena melihat
kenekatan McCandless yang menyusuri Alaska seorang diri tanpa perbekalan yang
memadai, bahkan dari banyak data disebutkan bahwa, McCandless tidak membawa
selembar peta tentang Alaska pun dalam perbekalannya, buku buku yang ia bawa
hanya buku filsafat, sastra, dan pemikiran pemikiran filsuf besar seperti Leo Tolstoy dan yang lainnya.
Satu satunya buku yang berkaitan dengan dunia yang ia masuki, hanya sebuah buku yang yang menerangkan beragam jenis tanaman local beracun yang berbahaya untuk dikonsumsi.
Satu satunya buku yang berkaitan dengan dunia yang ia masuki, hanya sebuah buku yang yang menerangkan beragam jenis tanaman local beracun yang berbahaya untuk dikonsumsi.
Tidak ada yang dapat menentukan
secara pasti mengapa McCandless melakukan perjalanan yang begitu extreme, dan
pada ujungnya malah merenggut kehidupannya sendiri.
Namun dari buku Into The Wild karya John Krakauer yang
fenomenal itu, perjalanan McCandless membelah jalanan Fairbanks, Alaska,
menjadi bagian dari kelompok Gipsy, bekerja di penggilingan gandum, berjalan
jauh menyusuri jalan dengan ransel dan celana pendek, adalah wujud dari
kekecewaannya terhadap lingkungan yang mejadi latar belakangnya.
Ayah dan Ibu Alex Supertramp
adalah pasangan yang sukses, ayahnya bekerja dan menjabat posisi penting di
kantor NASA, dan ibunya adalah seorang sekretaris dari sebuah prusahaan pesawat
terbang. Namun seperti banyak istilah, uang
mungkin bisa membuatmu senang, tapi belum tentu membuatmu bahagia. Dan itu
pulalah yang terjadi pada McCandless, ia merasa kehidupan yang ada
disekelilingnya hanya sebuah ritme kosong yang berisi banyak kepura puraan.
Christopher Johnson McCandless atau Alexander Supertramp yang diperankan
oleh Emile Hirsch dalam film kisah hidupnya berjudul Into The Wild
Alex adalah seorang sarjana
sejarah dan anthropology, jadi tentu pemahamannya tentang sosial, hubungan
antar manusia, dan pengaruh lingkungan dalam tatanan masyarakat tidak dapat
diragukan lagi. Namun yang juga perlu digaris bawahi, bahwa gelar sarjana
yang diperoleh Alex adalah melalui materi dan teori dalam kuliah, adalah
berdasarkan pemikiran, dan buah renungan dari para sosiolog yang ia baca dari
banyak buku dan tulisan, dan bukan pengalamannya secara pribadi. Sedangkan kita
tahu, guru terbaik dalam kehidupan adalah pengalaman.
Trial and error, do and fail, try and try again, adalah sebuah rel
kereta waktu yang mestinya menjadi banyak tolak ukur seseorang dalam menilai
dan mengambil keputusan.
Tapi kita tahu, Alex masih muda,
ia memang terdidik jenius, namun hanya ia belum cukup kenyang memakan asam
garam kehidupan. Jadi ketika, keadaan yang ia temukan dalam lingkungannya tidak
sejalan dengan falsafah hidupnya, Alex berontak, ia keluar dari zona itu, dan
mencari kehidupan lain yang membuatnya lebih merasa sebagai seorang manusia
bebas merdeka.
***
Sosok asli Christopher Johnson McCandless
***
Masih ingat dengan tokoh Beck Weathers dalam film Everest yang
lagi marak saat ini, masih ingat dengan apa yang ia katakan tentang alasannya
mendaki gunung..?
“.. Dalam kehidupan, saya merasa ada awan gelap yang terus mengikuti
kemana pun saya pergi, dan hanya di gunung saya menemukan obatnya…”.
Begitu pula dengan McCandless
saya kira, saat kehidupannya seolah hanya sebuah manekin yang tak mempunyai jiwa, ia mencari obatnya.
Maka di sanalah ia menemukan terapinya, mendapatkan obatnya, dalam langkah kaki bersepatu boots menyusuri alam liar, dalam deburan ombak pantai dengan sebuah buku di senja kala, dalam kayuhan paddle kayaknya menyusuri sungai yang panjang, dalam nyanyian berisik orang orang yang Gipsy yang tak memiliki teritori, dalam gemuruh mesin gilingan gandum dan debu yang beterbangan, dan dalam dekapan hutan liar Alaska yang tak memiliki rasa kasihan.
Maka di sanalah ia menemukan terapinya, mendapatkan obatnya, dalam langkah kaki bersepatu boots menyusuri alam liar, dalam deburan ombak pantai dengan sebuah buku di senja kala, dalam kayuhan paddle kayaknya menyusuri sungai yang panjang, dalam nyanyian berisik orang orang yang Gipsy yang tak memiliki teritori, dalam gemuruh mesin gilingan gandum dan debu yang beterbangan, dan dalam dekapan hutan liar Alaska yang tak memiliki rasa kasihan.
Di sana, di sanalah McCandless
menemukan ketenangan jiwanya.
Jadi terlalu kejam jika ada
seseorang menilainya dengan sebutan “
seorang anak muda romantic yang mencari jati diri, berjalan ke Alaska hanya untuk
bunuh diri..”.
McCandless bukan orang bodoh,
jika ia tak faham ilmu survival di alam liar, bagaimana mungkin ia bisa
bertahan di tengah belantara, hanya dengan 2 liter beras selama lebih dari tiga
bulan.
Happiness only real when share
Ya, Chris McCanldless adalah
cerita yang menarik, alasannya bertualang adalah sebuah alasan yang patut
mendapat rasa hormat, bukan hanya sebuah keinginan untuk melakukan selfie
kemudian membagikannya di sosial media, untuk mendapatkan like dan memperoleh coment.
“.. wow indahnya, dimana tuh…?”
MTMA adalah sebuah slogan yang
keren, slogan yang sekaligus menggerakkan banyak orang ke alam dan bertualang.
Namun alangkah sayangnya jika sebuah perjalanan hanya sekedar ajang persaingan
di media sosial untuk menunjukkan “..Hei,
I was there, saya pernah di sana…”.
My Trip My Adventure adalah sebuah petualangan yang semestinya
melibatkan banyak emosi, perasaan, pemahaman, pelajaran, dan juga perenungan. Melakukan
sebuah journey untuk sebuah maksud
dan tujuan yang berorientasi pada perkembangan pemikiran dan diri. Jika hanya
untuk berselfie ria tanpa mengindahkan nilai nilai yang ada di dalamnya, maka
mungkin kata adventure tidak dapat
disematkan di sana.
Jadi itu mungkin bukan my trip my adventure, tapi lebih
tepatnya, my trip my picnic, just only picnic.
Mau gabung?
Invite pin : 7FB96E98
mtmapayakumbuh@gmail.com
http://mtma-payakumbuh.blogspot.co.id
0 Response to "KOPDAR PERDANA MTMA PAYAKUMBUH Pada hari Sabtu, 7 November 2015 di Ngalau Indah!"
Post a Comment